Cari disini

29 Apr 2011

Mengatasi Penyakit --DALIH--

Waaaa...sudah lama banget gak nulis blog..berhubung lagi banyak banget kerja'n (lagi males juga)..wkwkwkwk
kali ini saya pengen bagi-bagi artikel dikit, artikel nih saya dapat dari atasan (owner) saya ditempat kerja...
artikel ini pas banget untuk orang-orang MALES (saya termasuk gak ya..)...heheheheh & untuk orang-orang yg selalu merasa rendah diri akan kemampuan diri sendiri...
Nahh..langsung aja deh...

Mengatasi Penyakit DALIH  

Sembilan puluh sembilan persen kegagalan datang dari orang yang punya kebiasaan
suka membuat alasan, begitu kata George Washington Carver. Daripada mencari jalan
keluar, mereka memilih untuk membuat 1001 dalih mengenai kegagalan mereka.
Alhasil, kesempatan belajar pun terlewatkan begitu saja. 


Dalam buku The Magic of Thinking Big, David J. Schwartz menjelaskan mengenai
penyakit pikiran yang mematikan alias penyakit dalih (excuisitis). Orang-orang
gagal senantiasa berdalih mengenai kegagalan mereka. Penyakit dalih tersebut
biasanya muncul 4 bentuk, yaitu: dalih kesehatan, dalih inteligensi, dalih usia
dan dalih nasib.

Dalih kesehatan biasanya ditandai dengan ucapan, "Kondisi fisik saya tidak
sempurna", "Saya tidak enak badan", "Jantung saya lemah", dan sejenisnya. Orang
sukses tidak pernah menganggap cacatnya itu sebagai hambatan. Ada seseorang yang
menderita polio namun dikenal sebagai dokter spesialis ginjal sukses dan murah
hati. 

Sejumlah besar tokoh-tokoh dunia bahkan punya cacat fisik. Presiden Amerika ke-32
Franklin Delano Roosevelt menderita polio, Shakespeare lumpuh, Beethoven tuli,
Napoleon Bonaparte memiliki postur tubuh yang sangat pendek. 

Dalih inteligensi diitandai dengan ucapan, "Saya kan tidak pintar", "Saya kan
bukan rangking teratas", "Dia lebih pandai", dan sejenisnya. Inilah dalih yang
paling umum ditemukan. Tanpa bermaksud mengecilkan arti sekolah, tidak perlu jadi
profesor agar Anda bisa sukses. Selanjutnya, dalih usia yang ditandai dengan
ucapan, "Saya terlalu tua", "Saya masih terlalu muda", "Biarkan yang lebih tua
yang duluan", dan sejenisnya. Padahal tidak ada batasan usia dalam meraih sukses.
Kolonel Sanders memulai usahanya di usia 65 tahun. Berikutnya adalah dalih nasib,
misalnya dengan mengatakan , "Aduh, nasib saya memang selalu jelek", "Itu sudah
nasibku", "Itu memang takdir" Memang amat mudah untuk selalu menyalahkan nasib.
Padahal nasib kita ditentukan oleh kita sendiri. Tuhan telah memberikan hidup
dengan sejumlah pilihan.

Lihatlah betapa banyaknya orang yang memilih berdiam diri daripada melakukan apa
yang bisa mereka perbuat. Padahal apapun yang layak diraih layak diupayakan dengan
seluruh kemampuan yang kita miliki. Sayangnya, potensi diri ini kerap hanya
terkubur karena kebiasan kita membuat dalih jika apa yang kita kerjakan tidak
berjalan sesuai harapan kita atau hasilnya tidak segera kelihatan. Gaya hidup
modern yang serba instant secara tidak langsung membuat kita sering mengharapkan
hasil yang instant pula. Kita kepengen sekali makan durian tanpa mau menanam,
menyiram, memupuki dan merawat pohonnya.

Kita mungkin pernah membaca/mendengar cerita tentang ilmuwan besar seperti Albert
Einstein yang pernah diusir dari sekolah karena dianggap lamban. Ia bahkan
mendapat nilai buruk dalam pelajaran
bahasa Yunani karena ingatannya yang lemah. "Tak peduli apa pun yang kamu lakukan,
kamu takkan dapat melakukan apa-apa," kata gurunya. 



Ingatlah Thomas Alva Edison yang hanya bersekolah beberapa bulan namun tercatat
sebagai pencipta terbesar sepanjang jaman dengan lebih dari 1.000 hak paten. "Saya
mempunyai banyak ide tapi hanya sedikit waktu," ujarnya. Edison gagal di sekolah.
Gurunya merasa Edison tidak punya minat belajar, pemimpi dan mudah sekali terpecah
konsentrasinya. Yang sungguh membuat saya terharu adalah sikap Ibu Edison terhadap
putranya. Ia terus mengajari Edison di rumah dan setiap kali Edison gagal, ibunya
memberi harapan dan mendorongnya untuk terus berusaha.

Kalau orang gagal senantiasa berkata "itu tidak mungkin berhasil" maka orang
sukses lebih suka berkata "mengapa tidak mencobanya dulu ?". Daripada membuat
alasan, orang sukses memilih untuk mencari cara mewujudkan impian mereka. Daripada
berdiam diri dan menunggu datangnya kesempatan, mereka memilih pergi keluar dan
menemukan kesempatan itu. Bahkan mereka mampu menciptakan kesempatan dalam
kesempitan. E.M. Gray menegaskan, orang-orang sukses mempunyai kebiasaan melakukan
hal-hal yang tidak suka dilakukan orang gagal. Jika saat ini Anda masih suka
membuat dalih, buatlah komitmen untuk mengubah kebiasaan itu. Jangan biarkan
potensi diri Anda dibelenggu oleh dalih-dalih Anda. Ingat selalu nasihat Theodore
Roosevelt, "Lakukan apa yang Anda bisa, dengan apa yang Anda miliki, di mana pun
Anda berada."

Sebagai akhir, ada sebuah syair dari Afrika berjudul Perlombaan Saat Matahari
Terbit. Setiap pagi di Afrika, seekor rusa bangun. Ia tahu bahwa ia harus berlari
lebih cepat daripada singa tercepat. Jika tidak, ia akan terbunuh. Setiap pagi
seekor singa bangun, ia tahu bahwa ia harus berlari lebih cepat daripada rusa
terlamban. Jika tidak, ia akan mati kelaparan. Tidak penting apakah Anda adalah
sang rusa atau sang singa. Saat matahari terbit, Anda sebaiknya mulai berlari.

Sumber: Mengatasi Penyakit Dalih oleh Paulus Winarto.

> JANGANLAH BERDIAM DIRI JIKA INGIN MERAIH KESUKSESAN.......
> LAKUKAN YG TERBAIK,SELAMA RESIKO ITU DAPAT ENGKAU TANGGUNG......
> HIGHT RISK, HIGHT RETURN.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar